Depresi menjadi salah satu masalah yang besar bagi kesehatan. Banyak kalangan orang-
orang yang dapat mengalami depresi mulai dari depresi ringan hingga berat, rentan
terjadinya pada kalangan remaja. Remaja merupakan masa pertumbuhan anak menuju
dewasa. Begitu banyak faktor yang memicu timbulnya depresi di kalangan remaja, salah
satunya pergaulan. Memang bergaul dengan banyak orang itu baik dan banyak menambah
relasi akan satu sama lain, namun terkadang kalangan remaja masih sulit untuk memilih
pergaulan. Banyak remaja yang berkenalan melalui media online seperti Instagram,
Facebook, X, Litchmatch dan sebagainya, hal tersebut menimbulkan dampak negatif
beberapa diantaranya yaitu seperti kasus penipuan hingga pembunuhan.

Faktor yang berikutnya terdapat dalam aspek psikologis, hal ini dapat terjadi karena
kepribadian neurotis dan insecure, cara berpikir yang negatif, yang cenderung menyalahkan
diri atau hanya percaya pada pemikiran sendiri. Suasana emosi yang diliputi ketakutan dan
perilaku bermasalah seperti suka menunda pekerjaan juga dapat berkontribusi terhadap
depresi. Pada era digital saat ini, bullying atau menimpakan kesalahan pada orang lain
merupakan tantangan remaja. Di satu sisi, teknologi membantu remaja untuk membangun
interaksi dan identitas diri, namun disisi lain teknologi juga dapat menyerang remaja melalui
cyber-victimization dan cukup banyak remaja yang mengalami depresi karena hal ini.

Mengenali berbagai faktor yang dapat memicu atau menjaga remaja dari depresi sangat
penting untuk membuat tindakan yang membantu remaja menjaga dirinya. Tak hanya dari
diri remaja, peran orangtua dalam pengasuhan dan dalam membentuk karakter remaja
sangat penting untuk diperhatikan. Mendampingi remaja dan memberikan dukungan kepada
mereka juga menjadi tindakan yang sangat fundamental. Demi mengurangi atau
menghambat laju pertumbuhan masalah gangguan jiwa, nampak bahwa tindakan harus
segera dimulai. Jika tidak, jangka panjang sebagai kelanjutan dari remaja yang mengalami
depresi dapat membahayakan masa depan bangsa.

Ditulis oleh : Vania Jevera N.D.

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version